I.
KONSEP-KONSEP IPS (GEOGRAFI,
SEJARAH, EKONOMI, SOSIOLOGI, ANTROPOLOGI) DALAM KONTEKS LOKAL, NASIONAL, DAN
GLOBAL.
A.
Menumbuhkan
Kepekaan Melalui Belajar IPS
Kehidupan social masyarakat dewasa
ini mulai meninggalkan norma social yang pernah hidup dan berkembang pada
generasi tua waktu itu. Nilai-nilai hidup yang penuh rasa kebersamaan, rasa
simpati dan empati kepada orang lain, rasa
saling menghormati dan rasa toleransi sekarang ini sudah mulai memudar.
Pergaulan di masyarakat antara yang muda dan yang tua sudah mulai meninggalkan
etika pergaulan. Perilaku hidup yang sudah menonjolkan sikap individual dan
kompetitif lebih banyak di tampilkan dari pada perilaku yang penuh kebersamaan
dan toleransi. Agar hal tersebut tidak terjadi berlarut-larut nantinya maka
peserta didik perlu di bekali konsep dasar ilmu social.
B.
Konsep
Geografi Dalam Konteks Local, Nasional, dan Global
Secara harfiah geografi berarti
lukisan atau tulisan tentang bumi. Menurut Richard harshorne, geografi
berkenaaan dengan penyajian deskripsi sifat permukaan bumi yang bervariasi
secara tepat, berurutan dan rasional.sedangkan menurut Panetia ad Hoc gerografi
meyatakan bahwa goegrafi menjelaskan bagaimana subsistem lingkungan alam terorganisasikan
di permukaan bumi, dan bagaimana manusia
tersebar di permukaaan bumi, itu dalam hubungannya dengan gejala alam dengan
sesama manusia
Dalam geografi terjadi proses
social ekonomi dalam bentuk interaksi antar penduduk dan saling ketergantungan
dengan barang-barang kebutuhan sehari-hari.
C.
Konsep
Sejarah Dalam Konteks Local, Nasional, dan Global
Konsep sejarah suatu peristiwa,
membawa citra kepada kita tentang suatu pengalaman masa lampau yang dapat di
kaji hari ini, untuk memprediksi kejadian-kejadian yang akan datang.
Selanjutnya dari sudut pandang sejarah dalam konteks global tentang
tokoh-tokoh, bangunan-bangunan, perang, pertemuan internasional dan
peristiwa-peristiwa bersejarah memiliki dampak luas terhadap tatanan kehidupan
global, dapat dimunculkan dalam pendidikan sebagai acuan transpormasi budaya
serta pengembangan kualitas SDM generasi muda untuk memasuki kehidupan global
dimasa yang akan datang.
- Konsep ekonomi dalam konteks Lokal, Nasional, dan Global
Menurut H.W Andt dan Gerardo P Sicat,
ilmu ekonomi adalah suatu studi iliah yang mengkaji bagaimana orang perorang
dan kelompok masyarakat menentukn
pilihan.
Bedasarkan konsep tersebut di atas,
pembahasa ilmu ekonomi menyangkut beberapa aspek meliputi :
- menentukan pilihan
- keinginan yang tidak terbatas
- persediaan sumber daya terbatas bahkan ada yag langka
- kegunaan alternative sumber daya
- penggunaan hari ini dan hari esok.
- Konsep Sosiologo, dalam Konteks Lokal, Nasional, dan Global
1. Pengertian Sosiologi
Secara sadar atau tidak sadar manusia membutuhkan
manusia lain ,ia tidak dapat secara mutlak
hidup menyendiri tanpa ada kontok
dengan manusia lain .manusia merupakan
anggota masyarakat selama ia hidup ,dan selama itu pula ia mengadakan
kontak dengan manusia lain ., sehingga terjadilah interpersonsl relstion . Dalam mengadakan kontaknya dengan manusia
lain,biasanya ia mempunyai maksud
tertentu ,dan tingkah lakunya itu disebut kebudayaan.
Jadi apa apa yang dimaksud dengan sosiologi itu sebenarnya ? Menurut
Pitirin Sorokin (1928) sosiologi sdslsh ilmu ysng mempelajari hubungan dan
pengaruh timbale balik antara aneka
macam gejala-gejala social (misalnya antara gejala ekonomi dengan
agama,keluarga dangan moral , hukum dangan ekonomi ,gerak masyarakat
dengan politik,dan sebagainya).jadi
jelas bahwa sosiologi merupakan ilmu social yang objeknya adalah masyarakat
,dan merupakan ilmu pengetahuan yang berdiri sendari , dengan cirri-ciri
utamanya adalah sebagai berikut:
a. Sosiologi bersifat empirik didasarkan pada
observasi terhadap kenyataan dan
hasilnya tidak spekulatif.
b. Sosiologi teoritis,artinya berusaha untuk
menyusun abstraksi dari hasil observasi.abstraksi itu merupakan kerangka dari unsur-unsur yang
ter susun secara logis untuk menjelaskan hubungan sebab akibat hingga menjadi
teori.
c Sosiologi
bersifat nonetis,artinya tidak mempersoalkan masalah kebaikan dan keburukan
fakta,tetapi tujuanya adalah menjelaskan fakta secara analitis.
Secara singkat
dapat disimpulkan bahwa sosiologi adalah ilmu yang mempelajari
masysrakat dalam keseluruhanya danhubungan-hubungan antara orang –orang dalam
masyarakat .
- Ruang Lingkup Sosiologi
Hubungan dengan ruang
lingkup,walaupundalamsosiologi ada banyak pengkhusan atau spesialisasiyang
berhubungan dengan bagian dari kehidupan social,dimana sosilogi dapatdi pandang
sebai satu keseluruhandari klelompok –kelompok ilmu sosial,tetapi di pandang
dari ruang lingkupnya,sosiologi mempunyai cirri-ciri tertentu.Ciri-ciri
tersebut adalah sebagai berikut:
Pertama, merupakan spesialisasi yang objeknya atau
ruang lingkupnya adalah menemukan hubunga nantara disiplin-disiplin lain dan
member keterangan tantang sifat umum relasi-relasi sosial .Jadi ruang lingkup
sosiologi adalah :
1. Sosilogo
berusaha membuat klasifikasi tipe-tipe/bentuk-bentuk relasi sosial;
2. Sosiologi
berusaha menemukan relasi faktor antara factor –faktor atau bagian-bagian dari
kehidupan sosial ,misalnya relasi antara
factor politik dan ekonomi ,antara moral dan agama.dalam agama
menjelajahi ruang lingkupnya ,sosiologi harus mengadakan hubungan dengan
ilmu-ilmu lainya.seperti antropologi budaya, sejarah.dan ilmu-ilmu lainya
.namun objeknya tetap menentukan relasi-relasi sebagai keseluruhan.
Kedua, Sosiologi adalah ilmu pengetahuan yang
bersifat kategorik, tidak normative. Artinya bahwa sosiologi membatasi pada
persoalan “apa” dan “mengapa”, tetapi tidak pada persoalan “bagaimana
seharusnya”. Mengenai pertanyaan sebagaimana seharusnya, hakekatnya berhububgan
dengan persoalan nilai atau sosiologi tidak boleh menilai.
Ketiga, Sosiologi adalah ilmu pengetahuan “murni”
bukan ilmu yang diterapkan (applied science), artinya tujuan langsung sosiologi
adalah memperoleh pengetahuan tentang masyarakat manusia, bukan pengetahuan
itu. Sebagai contohnya, jika terjadi pembunuhan, para sosiolg tidak boleh
memfonis siapa pembunuhnya, tetapi hanya menyelidiki” mengapa sampai terjadi
pembunuhan”. Hal di luar itu akan ditangani oleh ahli lain yaitu hukum.
Keempat, Sosiologi adalah ilmu pengetahuan abstak,
artinya ia lebih tertarik pada bentuk-bentuk dan pola-pola yang diambil dari suatu pola. Contoh, masalah
perang atau revolusi sebagai fenomena social, sebagai proses yang terdapat
terulang kembali terjadi dalam sejarah, dan sebagai bentuk-bentuk konflik
social.
Kelima, Sosiologi
adalah ilmu pengetahuan yang
mencari generasi. Artinya sosiologi mencari prinsip-prinsip umum tentang
antaraksi dan kumpulan manusia, tentang sifat, bentuk, isi
dan stuktur kelompok-kelompok sosial dan masyarakat pada umumnya. Contoh,
bangsa belanda pernah menyerang dan menguasai Indonesia, yang diselidiki sosiologi bukan masalah sejarahnya, tetapi
penyerangan itu merupakan pengintensifan solidaritas intern kelompok.
Seperti telah dijelaskan di atas bahwa objek sosiologi adalah
masyarakat. Kemudian apa yang disebut masyarakat itu?. Ada beberapa definisi
tangang masyarakat, misalnya Ralph Linton (Soerjono Soekamto : 1990),
menyatakan bahwa masyarakat merupakan setiap kelompok manusia yang telah hidup
dan bekerja bersama yang cukup lama
sehingga mereka dapat mengatur diri mereka dan menganggap diri mereka itu
sebagai suatu kesatuan social dengan batas-batas yang dirumuskan dengan jelas.
Sedangkan Selo Soemardjan, menyatakan masyarakat adalah orang – orang yang hidup bersama, yang
menghasilkan kebudayaan.
Dari
definisi tentang masyarakat tersebut, walaupun berbeda tapi intinya sama. Bahwa
dalam maysarakat mengandung beberapa
unsure, sebagai berikut; (1) manusia
yang hidup bersama, minimalnya dua orang hidup bersama; (2) bercampur untuk
waktu yang lama; (3) mereka sadar bahwa mereka adalah satu kesatuan;( 4) mereka
merupakan satu sisten yang hidup bersam, setiap anggota kelompok merasa dirinya
terikat antara satu dengan lainnya, system kehidupan bersama tersebut akan
melahirkan kebudayaan. Apabila kita cermati secara seksama, maka eksistensi
masyarakat timbulnya dimungkinkan oleh interaksi social. Park dan Burgess
(Nursid Sumaatmadja; 1986) adalah ahli sosiologi, menganalisis interaksi social
sebagai proses social yang dapatdiklasifikasikan dalam enam kategori, yaitu;
komonikasi, konflik, kompetisi, akomodasi, asimilasi, dan kooperasi.
Interaksi social merupakan dasar dari adaptasi, sebab sifat biologisnya
yang khusus, dimana manusia tidak dapat hidup menyendiri dan tergantung pada orang
lain. Sedangkan yang menjadi dasar interaksi
social adalah komonikasi, yaitu proses penerusan dan penerimaan dari
stimulus simbolis dengan cara bercakap-cakap gerakan, atau tanda-tanda lain.
Komunikasi antara individu-individu itu penting karena untuk menyusun
organisasi masyarakat. Apabila kontak komunikasi dengan individu itu
menumbulkan pertentangan, disebut konflik. Jika kekuatan berhadap-hadapan dalam
konflik tersebut bersifat interpersonal, disebut kompetisi/persaingan. Di dalam
suasana konflik akhirnya orang dapat menyelesaikannya, walaupun secara
paksa dan menyadari bahwa tidak ada cara
lain kecuali mengadakan perdamaian,
prose situ disebut akomodasi.
Salah satu proses yang timbul dari interaksi social adalah asimilasai, yaitu
kelompok-kelompok social yang mempunyai kebiasaan atau kebudayaan yang berbeda
dengan kelompok lainnya, saling
berinteraksi sehingga membentuk kebudayaan baru. Bentuk interaksi yang sangat
penting bagi pemeliharaan masyarakat adalah kooperasi, yaitu suatu proses di
mana dua orang atau lebih berkimpul
dengan bermaksud untuk melakukan suatu tugas yang sama. Kooperasi dapat
dikaitkan sebagai landasan organisasi maysarakat.
Motif interaksi social yang terjadi, sangat beragam, bias bermotif ekonomi,
budaya, politik, dan juga motifnya bias bersifat majemuk. Motif interaksi
biasanya dilandasi oleh suatu tujuan tertentu. Motif dan tujuan dari pihak-pihak yang berinteraksi
bisa sama bisa beda, misalnya interaksi
antara produsen dan konsumen motifnya ekonomi. Tujuannya disuatu pihak
menghasilkan dan menjual, di pihak lain memiliki dan membeli.
3. Konsep
Sosiologi dalam Konteks Lokal, Nasional dan Global
Sebagai dampak kemajuan, penerapan, dan pemanfaatan Iptek di bidang
transportasi dan komonikasi, interaksi social ini makin intensif dan makin
meluas. Berkembangnya jaringan jalan, baik jalan darat, laut dan udara
interaksi sosialnya semakin cepat dan meluas. Interaksi tersebut telah dapat
menembus batas local, nasional, internasional dan global.
Kemajuan, penerapan dan pemenfaatan media elektronik seperti; radio, TV,
Telpon, Internet telah makin mengintensifkan interaksi social tersebut,
walaupun tidak secara langsung. Interaksi
social baik secara langsung maupun tidak langsung melalui berbagai media
yang makin intensif serta makin luas, membawa dampak perubahan social. Kemajuan
social yang makin luas membawa dampak
perubahan social. Kemajuan social yang berdampak terhadap opini, kecerdasan,
nalar dan wawasan manusia yang mengalaminya.
Pengenalan Iptek yang terbawa oleh satu pihak kemudian diterima oleh pihak lain melalui berbagai
media, berdampak luas terhadap tatanan social, baik materil maupun non materil.
Pakaian, makanan, peralatan, tidak hanya
dikenal dan digunakan oleh masyarakat
tertentu, tetapi telah memasuki segala lapisan masyarakat secara local,
nasional, maupun global.
Tatanan nonmaterial, nilai, dan norma juga mengalami pergeseran,
misalnya bersalaman, tepuk punggung tegur sapa ala Eropa, samapai pada
berciuman antara keluarga, antar teman dan sebagainya. Jenis permainan dan olah
raga yang terdahulu termasuk tradisional, sekarang berkembang tidak hanya
dinegerinya sendiri tetapi menyebar di segala penjuru dunia, misalnya kesenian
gamelan, kungfu, pencak silat, dan teak wondo.
Pertukaran pemuda, pelajar dan pertandingan olahraga, prtemuan pramuka
tingkat daerah, nasional, serta antar Negara merukan interaksi yang meluas,
peristiwa yang demikian itu tidak hanya terjadi interaksi manusia saja,
melainkan juga menjadi pertemuan berbagai aspek social yang terbawa oleh
kelompok-kelompok social tersebut. Hal seperti itu akan berdampak local,
nasional dan global, misalnya yang berdampak positif pertukaran pengalaman.
Kemampuan dan nilai. Dari interaksi social itu pula dapat mnyadarkan manusia
agar menghargai satu sama lain, menyadarkan kita manusia bahwa manusia itu sama
harkat dan derajatnya di sisi Tuhan. Perbedaan itu tidak hanya ada pada
kemapuan dan pengusaan Iptek oleh masing-masing Negara.
Interaksi social baik secara langsung maupun tidak langsung melalui
media, di satu sisi membawa pperubahan-perubahan positif bagi masyarakat. Tapi
disisi lain harus diwaspadai, misalnya sebagai akibat interaksi global terjadi
pergaulan bebas,penyakit AIDS, mabuk-mabukkan, sadism dan kriminalitas. Masalah
social yang mengelobal ini merupakan penghancuran yang relative cepat meracuni
generasi muda. Masalah social ini perlu diwaspadai oleh semua pihak, orang tua,
guru, dan individu itu sendiri. Oleh karena itu, untuk membendung oleh dampak
negative tersebut kita harus memperbaiki akhlak, mental dan moral yang kuat
pada masing-masing individu.
Sebagai akibat interaksi social yang semakin intensif sampai ke tingkat global menunjukkan
perubahan social di masyarakat sampai ke proses moderenisasi. Perubahan dan
kemajuan yang positif dapat meningkatkan kesejahteraan, sedangkan yang
berdampak negative harus kita waspadai, jika perlu kita cari cara pemecahaanya.
F.
Konsep Antropologi dalam Konteks Lokal,
Nasional, dan Global
1.
Pengertian Antropologi
Secara harfiah Antropologi adalah ilmu tentang manusia, yaitu ilmu yang
mempelajari tentang manusia sebagai makhluk masyarakat. Artinya sebagai manusia
dapat ditinjau dari dua segi, yaitu sudut biologi dan sudut social budaya.
Namun dalam peninjauannya, tidak melihat manusia sebagai makhluk biologis dan
makhluk sosio budaya secara terpisah-pisah, melainkan secara keseluruhan
yaitusebagai satu kesatuan fenomena biososial. Antoropologi khususnya
antropologi budaya yang oleh Koenconingrat
(1990) dikatakan sebagai ilmi pengganti budaya, merupakan studi tentang
manusia dengan kebudayaannya. Sedangkan oleh E. A. Hoebel (Fairchiid, H.P. dkk,
1982 : 12) didefinisikan sebagai studi tentang manusia dengan pekerjaannya,
lebih menitikberatkan pada kebudayaan sebagai hasil pengembangan akal pikiran
manusia. Antropologi merupakan ilmu yang masih baru, oleh karena itu banyak
yang mendefinisikan antropologi itu berbeda-beda sesuai dengan daerahnya. Menurut
Koencorodiningrat (2002 : 1 – 6) , dalam perkembangannya antropologi dapat
dibagi menjadi 4 fase, yaitu:
Fase Pertama
(sebelum tahun 1800),
merupakan kisah perjalanan atau laporan-laporan yang merupakan bahan
etnologi atau deskripsi tentang bangsa diluar eropa. Misalnya Indonesia yang
terdiri dari beribu-ribu pulau, dengan adat istiadat yang berbeda-beda, dengan
adanya bahan etnografi akan memudahkan untuk menguasai kebudayaan setempat.
Fase kedua
(kira-kira pertengahan abat ke-19), timbul karangan-karangan
yang menyusun bahan etnografi berdasarkan cara berpikir evolusi masyarakat.
Masyarakat dan kebudayaan manusia telah berkembang secara lambat (evolusi)
dalam jangka waktu yang sangat lama, atau dari dalam bentuk yang belum beradab
sampai pada bentuk masyarakat yang tinggi. Berdasar cara berpikir tersebut,
maka bangsa di dunia dapat dsigolongkan
menurut berbagai tingkat evolusi. Timbullah bebrbagai karangan tertentu tentang keanekaragaman
kebudayaan di dunia ke dalam tingkat evolusi tertentu. Selain itutimbul pula
kalangan yang hendak meneliti sejarah penyebaran kebudayaan bangsa-bangsa di
dunia dengan tujuan untuk mempelajari masyarakat dan kebudayaan primitive serta
penyebaran kebudayaannya.
Fase ketiga
(Permulaan abad ke-20), pada saat itu ilmu antropologi
dirasa penting, karena bangsa Eropa
melancarkan jajahannya diluar Eropa. Sehingga antropologi menjadi ilmu praktis
untuk penjajah. Berdasarkan catatan yang telah ada dapat diketahui mengenai
adat istiadat daerah yang akan dijajah. Seperti halnya Indonesia, dengan
catatan deskripsi dapat diketahui adat istiadat setiap daerah. Hal ini akan
memudahkan penjajah untuk mengadaptasikan diri dengan penduduk setempat.
Fase Keempat
(Sesudah kira-kira tahun 1930) , antropologi mengalami
perkembangan luas, karena bertambahnya
pengetahuan dan ketajaman metode ilmiyahnya. Hal ini mengakibatkan
timbulnya kesadaran bagi penduduk yang terjajah dan ingin adanya pengukuhan
yang sama. Selain itu adanya perubahan pada masyarakat non Eropa sebagai akibat
pengaruh kebudayaan eropa yang masuk ke Indonesia. Sejak itulah penyelidikan
antropologi tidak hanya tentang masyarakat primitive melainkan juga masyarakat
kompleks. Di Indonesia misalnya, dengan adanya antropologi akan memudahkan
mengadakan pembangunan masyarakat pedesaan. Sebab untuk membangun moderenisasi
kita harus dapat menyesuaikan dengan adat istiadat setempat.
Mengenai tujuan antropologi pada fase keempat ini
adalah :
- Akademikal, yaitu mencapai pengertian tentang makhluk manusia pada umumnya dengan mempelajari aneka warna bentuk fisiknya, masyarakat, serta kebudayaannya.
- Praktis, yaitu mempelajari manusia dalam aneka warna masyarakat guna membagun masyarakat suku bangsa.
Antropologi merupakan ilmu yang relative masih muda yang baru berumur
kira-kira satu abad saja, menyebabkan terjadinya kesimpangsiuran cara
menggunakan ilmu ini, dan menjadi pokok perbedaan paham antara berbagai aliran
yang ada dalam kalangan ahli itu sendiri. Secara kasar aliran-aliran dalam antropologi dapat digolongkan
berdasarkan atas berbagai universitas di beberapa Negara di mana ilmu
antropologi berkembang.
- Di Amerika, Antropologi telah berkembang secara luas, artinya onjek penelitiannya sama yang terdapat pada fase keempat, tetapi tidak melupakan fase-fase sebelumnya.
- Di Inggris pada mulanya memang ilmu antropologi digunakan untuk kepentingan penjajahan. Namun setelah daerah jajahannya merdeka, para sarjana Inggris memperhatikan berbagai masalah yang lebih luas mengenai dasar-dsar mayarakat dan kebudayaan. Metode antropologi yang dikembangkan di Amerika Serikat telah mulai mempengaruhi berbagai lapangan penelitian para sarjana Antropologi Inggris.
- Di Eropa tengah, ilmu antropologi masih bertujuan mempelajari bangsa-bangsa di luar Eropa untuk mencapai pengertian tentang sejarah penyebaran dari kebudayann-kebudayaan dari seluruh umat manusia di dunia. Jadi sifat antropologinya masih bersifat pada fase kedua. Namun demikian pengaruh antropologi di Amerika juga sudah mulai berpengaruh pada berbagai ahli antropologi generasi muda di jerman Barat dan Swiss.
- Di Eropa Utara, antropologi menitikberatkan pada penyelidikan kebudayaan suku-suku bangsa di luar Eropa, terutama bangsa Eskimo. Para sarjana Skandinavia juga menggunakan metode antropologi yangdikembangkan di Amerika Serikat.
- Di Uni Soviet, Ilmu antropologi menunjukkan bidang praktis, yaitu melakukan kegiatan besar dalam hal menggumpulkan bahan tentang aneka ragam bentuk masyarakat dan kebudayaan dari suku-suku bangsa di Uni Soviet. Dengan demikian ilmu antropologi dapat dijadikan alat untuk menggembangkan saling pengertian antara suku-suku bangsa yang beraneka ragam tersebut.
- Di Negara-negara bekas jajahan Inggis, terutama di india metode-metode ilmu antropologi dapat pengaruh besar dari aliran Inggris. Di India antropologi digunakan untuk hubungan praktis untuk mencapai pengertian soal-soal kehidupan masyarakat yang hetrogen. Satu hal yang menarik di India antropologi dan sosiologi bukan lagi sebagai dua ilmu yang berbeda, tetapi hanya berupa dua golongan metode saja yang menjadi satu, sebagai ilmu social yang baru. Di india masalah nasional dan kota-kota sangat erat kaitannya dengan masalah-masalah pedesaan.
- Di Indonesia, sekarang baru mulai mengembangkan ilmu antropologi Indonesia yang khusus, artinya diselaraskan dengan masalah kemasyarakatan di Indonesia.
1. Ruang
Lingkup Antropologi
Ruang lingkup antropolongi itu sangat luas, perhatian ilmu antropologi
ditujukan kepada sifat-sifat khusus badani dan cara-cara produksi,
tradisi-tradisi, dan nilai-nilai yang membuat pergaulan hidup yang satu berbeda
dari pergaulan hidup lainnya. Dilihat
dari sudut antropologi, manusia dapat
ditinjau dari dua sudut, yaitu sudut biologi dan sudut sosio-budaya. Cara
peninjauannya tidak terpisah-pisah melainkan holistic, artinya merupakan satu
kesatuan fenomena bio-sosial.
Di Amerika Serikat, Antropologi telah berkembang
lhingga ruang lingkup dan batas lapangan penyelidikannya paling sedikit
mempunyai lima masalah penelitian khusus, yaitu;
- Sejarah asal dan perkembangan manusia secara biologis.
- Sejarah terjadinya aneka ragam makhluk manusia, dipandang dari sudut cirri-ciri tubuhnya.
- Sejarah asal, perkembangan dan penyebaran anekaragam bahasa yang diucapkan manusia di seluruh dunia.
- Perkembangan, penyebaran, dan terjadinya aneka ragam kebudayaan manusia di seluruh dunia.
- Mengenai asas-asas kebudayan manusia dalam kehidupan masyarakat dari semua suku bangsa yang tersebar di seluruh dunia.
Demikin luasnya ruang lingkup objek antropologi hingga dirasakan adanya
sub disiplin dari antropologi. Secara contoh, Negara Indonesia yang terdiri
dari beribu-ribu pulau besar dan kecil
bersatu dalam satu pemerintahan. Hal itu tidak berarti semua pulau
mempunyai cirri yang sama baik ditinjau dari segi budaya, agama, bahasa dan
adat istiadatnya.
Sebaliknya jika kita cermati bahwa setiap suku bangsa mempunyai cirri khas tersendiri.
Justru dari keanekaragaman itulah ada satu tali pengikat kuat yang merasa bahwa
kita merupakan satu kesatuan yang disebut
dengan bangsa Indonesia. Oleh karena itu di bawah lambing Negara kita yaitu
burung garuda tertera kalimat “Bhenika Tunggal Ika” yang berbeda-beda tetapi
satu jua. Yang berbeda di sini adalah cara hidupnya atau kebudayaannya.
- Konsep Antropologi dalam Konteks Lokal, Nasional dan Global
Pada
hakikatnya perkembangan aspek kehidupan apapun yang mengurus mulai dari tingkat
local sampai tingkat global, dasarnya terletak pada budaya dengan kebudayaan
yang menjadi milik otentik umat manusia. Makhluk hidup, selain manusia, tidak
mungkin dapat mengubah tatanan kehidupannya sampai mengglobal. Disinilah letak
keunikan umat manusia dibandingkan dengan makhluk hidup lainnya. Cobalah anda
amati dan hayati perkembangan serta kemajuan yang ada disekitar anda. Bangunan
dari gubuk, rumah darurat, rumah permanen sampai gedung bertingkat pencakar
langit. Jalan, mulai jalan setapak, jalan desa, jalan kabupaten, jalan propensi
sampai jalan tol yang dilengkapi jembatan layang. Kendaraan, mulai dari yang
didorong/ditarik oleh manusia, ditarik oleh hewan, kendaraan bermotor sampai
kendaraan luar angkasa, pensil, pena, ballpoint, computer, faksimil sampai ke
internet. Semua itu tidak tidak lain adalah hasil pengembangan akal pikiran
manusia atau hasil pengembangan budaya sebagai perkembangan kebudayaan.
Dengan memperhatikan dan menyimak apa yang telah diilustrasikan berkenan
dengan perkembangan aspek-aspek kehidupan manusia yang juga aspek-aspek
kebudayaannya, kita telah melihat persepektif kebudayaan, menganalisis
perkembangan kebudayaan dari masa yang lalu, hari ini dan kecendrungannya di
masa yang akan dating. Salah satunya yang terus berkembang, baik perkembangan,
penerapan, serta pemanfaatannya adalah
Iptek. Hanya saja di sini wajib kita sadari bahwa Iptek itu adalah akal pikiran
manusia, sehingga jangan terjadi manusia seolah-olah dikendalikan Iptek. Justru
sebaliknya manusialah yang mengendalikan Iptek. Dengan pengembangan dan
peningkatan daya piker yang aktif dan kritis, kita menghindarkan diri dari ketergantungan
terhadap Iptek yang hakikatnya adalah produk budaya, yang seharusnya kita
manusia mengendalikannya. Disinilah uniknya budaya dan disini pula persepektif
antropologi.
Pendidikan tidak dapat dilepaskan dari interaksi social yang dilakukan
oleh anggota-anggota masyarakat bersangkutan. Suasana kondusif terselenggaranya
pendidikan sangan ditentukan oleh ketentraman, jaminan peraturan, kepemimpinan,
dan pemerintahan yang stabil (politik), sehingga terdapat serta tumbuh
ketenangan hati dan kesadaran dalam diri anggota masyarakat tadi (psikologi).
Hal tersebut merupakan contoh dan ilustrasi dari yang dapat Anda dan kita semua hayati dalam
diri masing-masing serta dalam kenyataan hidup di masyarakat dari waktu ke
waktu.
Dalam kehidupan umat manusia yang makin terbuka, persilangan kebudayaan,
bukan hanya merupakan tantangan, melainkan sudah menjadi kebutuhan. Mengapa
demikian?. Kenyataannya Negara-negara di dunia termasuk di dalamya Indonesia
secara sengaja melakukan pertunjukan
kesenian keliling dunia, pertukaran pelajar antar Negara, belum lagi pertemuan
internasional berbagai pakar dari berbagai bidang ilmu pengetahuan. Dalam
suasana yang demikian, manusia yang menjadi dutanya berinteraksi, sedangkan
aspek budaya yang dibawa dan dibawakannya bercampur baur. Dalam kondidi yang
demikian, disadari atau tidak, terjadi persilangan unsure-unsur kebudayaan.
Demikianlah proses globalisasi budaya yang secara sengaja dilakukan oleh
kelompok-kelompok manusia, dan bahwa oleh Negara-negara di dunia ini. Namun
satu hal, seperti telah dikemukan terdahulu, kewaspadaan terhadap dampak
negative harus menjadi kepedulian kita semua. Ditinjau dari konteks budaya dan
antropologi, hal itulah yang wajib menjadi pengangan kita bersama.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar